Oleh Gilang
Deru
debu jalan yang penuh cerita di tiap sesiapapun yang melintas, dari masa kecil
hingga tumbuh besar dengan segala perubahan yang menyertainya, menjadi bagian
yang tak lepas dalam suatu kurun waktu yang cukup panjang tiap personal.
Contohnya sebuah Jalintim (jalan lintas timur) Via akses Sumatera a.k.a Jalan
Palembang Betung yang banyak sumpah serapah dari mulut para pengguna jalan
tersebut, kami sama-sama rasakan dengan penuh sadar, sehari-hari menjadi momok
hangat di pandangan masyarakat yang tak pernah lepas. Ketika semua kultur berbicara
bahwa orang Indonesia penuh dengan budaya sopan santun, tata krama yang baik
dan alih-alih yang menghiasi slogan di tempat umum. Namun realitanya manusia
ketika di Jalanan sudah hilang semua stigma itu, hingga akhirnya terbakar dengan api emosional.
Hanya segelintir manusia yang peduli akan manusia lainnya ketika sama-sama berbagi ruas di jalan. Sifat egoisme, mau menang sendiri, norak dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat kita tanpa sadar juga melakukan hal demikian. Amarah, polusi, dan panas nya matahari menjadi satu kesatuan dicampur dalam asap hitam kendaraan. Ironis memang, ketika banyak slogan keselamatan berkendara lebih penting, malahh hal-hal secara emosional berkendara juga tak kalah penting harusnya. Selebihnya manusia kehilangan dirinya sendiri ketika di jalan, seakan tak lagi memperdulikan pengguna jalan lainnya, keresahan keseharian ini memang benar-benar kami rasakan bertahun-tahun lamanya, pikiran yang membungkam di benak manusia pengendara lainnya, aku pikir manusia lainnya merasakan hal yang kurang lebih related dengan pengalaman mereka pribadi, kekekasalan yang melatarbelakangi secara psikologis membuat sedikit kesal atau bahkan muak secara berulang-ulang dengan realita yang terjadi hari ini. Dan masih banyak lagi kekacauan-kecacauan yang selalu terhias dalam pinggiran kota.
Kota yang penuh dengan segala hingar bingar yang panas, mungkin sangat tepat jika memilih satu lagu dari KANDALA (Palembang) untuk mempresentasikan apa saja yang terjadi di Kota Palembang hari ini. yaitu "Kota Kita Kota Neraka" https://youtu.be/tGpWXiMcm3g
Komentar
Posting Komentar