Oleh gilang
Membaca dan mendengarkan membuat aku ingin mengemasnya dalam sebuah bentuk corat coret tulisan dalam sudut pandang yang berbeda, kira-kira ceritanya begini.
Langit
itu harus di pandang sebagai langit, mana boleh memeluknya apalagi harus
memilikinya, begitupun dengan hamparan hijau luas ini. Kadang, beberapa hal
hadir tak seapa adanya hal tersebut. Warna langit, hijaunya daun-daun, wangi
baju dan tempat makan, dan bahkan saat macet di jalan membawa ingatan yang bisa
jadi hal yang tak perlu kita ingat lagi setelahnya.
Hal-hal
remeh secara acak kadang bisa memanggil perasaan yang sudah lama kita kubur
dalam-dalam. Rindu, misalnya. Di ruang lingkup keluarga, pertemanan, dan
romantisme. Pasti ada saja yang bisa kita bikin inget seseorang sambil berbisik
dalam hati, "iya ya dulu pernah kayak gini bareng-bareng , sekarang sudah
ga bisa ngulang lagi" . Entah berpisah karena beda tujuan, beda pemikiran,
atau bahkan kematian.
Selamat kembali me-recall memori lama, sembari membaca akhir tulisan ini. Tak ada yang bisa bertahan selamanya. Sekuat apapun kita mempertahankan.
Mulai
sekarang mari saling belajar mendengar dan memperhatikan dengan lebih baik --
jangan cuma sekilas-sekilas memandang satu sama lain. Mari hadir untuk peduli
lebih banyak. Supaya ketika kita mengingat, yang kita ingat ialah momen
bagus. Bukan lagi tumpukan penyesalan.
Komentar
Posting Komentar