(Sumber Foto @pembelasatwaliar via Instagram)
Baru-baru ini kita sama-sama melihat dan menelaah apa yang terjadi di sekitaran kurun waktu 3-4 bulan belakangan ini, selalu saja mendengar kabar tidak enak yang semakin tahun semakin menjadi. Entah Siapa benar siapa salah pada Ekosistem ini, yang jelas saya Bersuara "Manusia lah Puncak Rantai Makanan yang Paling Berbahaya Di Alam Semesta" Seperti kata Pepatah kuno "Semua akan tercukupi sumber daya alam untuk seluruh makhluk hidup, kecuali keserakahan"
Isu lingkungan, kini menjadi agenda yang semakin krusial di Indonesia. Berbagai jenis kerusakan alam dengan berbagai alasan ekonomi dan bisnis kini dinilai semakin tidak seimbang dengan sumber daya yang disediakan oleh Bumi itu sendiri. Hilangnya hutan, demi alasan pembangunan lewat ekspansi perkebunan dan pertambangan, tidak hanya membawa dampak langsung bencana bagi manusia. Hilangnya hutan, salah satunya di Pulau Sumatera, juga musnahnya rumah bagi berbagai satwa endemik yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah harimau Sumatera.
Satwa yang kharismatis dan (dahulu) sangat dihormati oleh adat setempat ini kini nasibnya semakin di ujung tanduk. Dengan kondisi tersisa antara 400 hingga 500 individu di alam bebas, alarm bahaya kini berbunyi semakin keras mengingatkan manusia yang hidup bersamanya.
(Sumber Foto @pembelasatwaliar via Instagram)Selalu saja Harimau di kambing Hitam kan terhadap Manusia, Begitupun Alur Seterusnya. Kalau bicara soal harapan, negeri ini tidak memberikan ruang untuk harapan. Kita harus menyelamatkan negeri ini dari negara ini, kita bukan orang-orang nasionalis, tetapi kita cinta Indonesia. Waduh ngeri kalau membicarakan harapan di negeri ini.
Kalo kata ((AUMAN)) Yang paling waras untuk sekarang tiap individu atau kelompok adalah, kita tidak menyusahkan ampas kehancuran untuk anak cucu kelak-#savepantheratigrissumatrae#satwaendemik
Ditulis Oleh gilang
Komentar
Posting Komentar