Oleh Gilang Deru debu jalan yang penuh cerita di tiap sesiapapun yang melintas, dari masa kecil hingga tumbuh besar dengan segala perubahan yang menyertainya, menjadi bagian yang tak lepas dalam suatu kurun waktu yang cukup panjang tiap personal. Contohnya sebuah Jalintim (jalan lintas timur) Via akses Sumatera a.k.a Jalan Palembang Betung yang banyak sumpah serapah dari mulut para pengguna jalan tersebut, kami sama-sama rasakan dengan penuh sadar, sehari-hari menjadi momok hangat di pandangan masyarakat yang tak pernah lepas. Ketika semua kultur berbicara bahwa orang Indonesia penuh dengan budaya sopan santun, tata krama yang baik dan alih-alih yang menghiasi slogan di tempat umum. Namun realitanya manusia ketika di Jalanan sudah hilang semua stigma itu, hingga akhirnya terbakar dengan api emosional. Hanya segelintir manusia yang peduli akan manusia lainnya ketika sama-sama berbagi ruas di jalan. Sifat egoisme, mau menang sendiri, norak dan masih banya...
Ruang Bacaan Alternatif, Opini sehari-hari serta pengalaman fatamorgana sureal, di balut jadi satu kesatuan melalui berbagai sudut pandang manusia. Berdomisili Banyuasin, Sumatera Selatan Indonesia